Cari Blog Ini

Rabu, 02 Maret 2011

MECHANIC

mechanic engineer

Online Job for All

Teknik maintenance

Online Job for All


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T, karena berkat rahmat dan hidayah serta karunia-Nya kita semua dapat meraih apa yang diharapkan. Sholawat serta salam kita semua semoga tersampaikan kepada nabi dan rosul kita semua Muhammad S.A.W.
Serta berkat rahmat dan karunianya-lah, tugas makalah mata kuliah Teknik Pemeliharaan Mesin yang berjudul “ Pelumas dan Pelumasan“ dapat diselesaikan.
Bandung, oktober 2010
Penulis
PELUMAS DAN PELUMASAN
1. PELUMAS
Jenis-jenis pelumas yang beredar di pasaran dibedakan menurut sifat-sifat fisika maupun kimia dari komponen penyusunnya baik minyak dasar (base oil) ataupun aditif. Sifat fisika dan kimia dari campuran kedua komponen inilah yang akan menentukan unjuk kerja pelumas secara keseluruhan. Dengan demikian keragaman jenis pelumas ditentukan dari komponen-komponen penyusun pelumas sesuai dengan spesifikasi kegunaan pelumas tersebut. Berdasarkan jenis base oilnya minyak pelumas diklasifikasikan menjadi 3 yaitu minyak pelumas mineral, minyak pelumas sintetis dan minyak pelumas semi sintetis.
Saat ini banyak dijumpai beragam jenis pelumas yang semuanya didasarkan atas penggunaan dan klasifikasi. Jenis-jenis pelumas tersebut dibedakan menurut sifat-sifat fisika maupun kimia dari komponen penyusunnya baik minyak dasar (base oil) ataupun aditif. Sifat fisika dan kimia dari campuran kedua komponen inilah yang akan menentukan unjuk kerja pelumas secara keseluruhan. Dengan demikian keragaman jenis pelumas ditentukan dari komponen-komponen penyusun pelumas sesuai dengan spesifikasi kegunaan pelumas tersebut. Berdasarkan jenis base oilnya minyak pelumas diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
• Minyak pelumas mineral
• Minyak pelumas sintetis
• Minyak pelumas semisintetis
Sebenarnya base oil ini mempunyai segala kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam pelumasan. Tanpa aditifpun, sebenarnya minyak dasar sudah mampu menjalankan tugas-tugas pelumasan. Namun unjuk kerjanya belum begitu sempurna dan tidak dapat digunakan dalam waktu lama.
1. PELUMAS MINERAL
Pelumas mineral adalah semua pelumas yang dihasilkan dari refinery minyak bumi. Yaitu dari pengolahan lanjut long residue yang merupakan fraksi berat hasil destilasi minyak mentah jenis parafinik ataupun naphtenik. Disebut long residue karena residu ini masih dapat diolah lebih lanjut untuk menghasilkan base oil. Pengolahan long residue menjadi base oil yang populer dilakukan adalah melalui proses Solvent Refining. Tahapannya adalah sebagai berikut :
a. High Vacuum Distillation
Dalam proses ini, fraksi long residue di destilasi di dalam kolom yang bertekanan rendah atau vakum. Tujuan dari proses ini adalah untuk memisahkan fraksi minyak pelumasnya. Fraksi-fraksi lanjutan yang dihasilkan dalam distilasi vakum ini berturut-turut adalah :
• SPO (Spindle Oil)
• LMO (Light Machine Oil)
• MMO (Medium Machine Oil)
• BO (Black Oil) atau Short Residue (SR)
Unit yang melaksanakan proses ini disebut High Vacuum Unit (HVU). Pada prinsipnya HMU tidak berbeda dengan proses distilasi biasa, dimana pemisahan fraksi demi fraksi dilakukan berdasarkan titik didih masing-masing hidrokarbon dalam fraksi tersebut. Karena long residue memiliki titik didih tinggi maka pelaksanaannya harus dilakukan dengan tekanan hampa (vakum).
b. Furfural Extraction
Furfural adalah solven yang berfungsi memisahkan komponen base oil dari komponen yang tidak dikehendaki berdasarkan perbedaan kelarutan tiap-tiap komponen tersebut. Pemisahan dengan solven furfural inilah yang menyebabkan keseluruhan proses pengolahan ini disebut Solvent Refining. Proses ini bertujuan untuk menaikkan indeks viskositas dari destilat pada HVU melalui penghilangan senyawa aromat yang memiliki indeks viskositas rendah, peningkatan mutu dan kestabilan terhadap oksidasi sekaligus mengurangi kemungkinan terbentuknya lumpur (sludge), deposit karbon, dan varnish. Unit yang melaksanakan proses ini disebut FEU (Furfural Extraction Unit).
c. Prophane Deasphalting
Proses ini dimaksudkan untuk mengambil senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki dalam black oil atau short residue, fraksi terberat pada HVU. Proses yang digunakan adalah ekstraksi menggunakan propane dan akan menghasilkan residu dengan BM besar seperti Asphalt dan Resin. Kandungan asphalt ini perlu dipisahkan agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan asphalt dan fraksi minyak pelumasnya sebagai Deasphalted Oil (DAO). Ekstrak yang terjadi akan dimasukkan ke FEU. Unit yang melaksanakan proses ini adalah Propane Deasphalting Unit (PDU).
d. Dewaxing
Digunakan untuk menghilangkan wax, sehingga pour point dari base oil yang dihasilkan dapat diturunkan hingga 5 – 15°F. Pelarut yang digunakan dalam proses ini adalah MEK (Metil Etil Keton). Proses dewaxing dilakukan pada suhu 10 – 25°C sehingga lilin akan mengkristal dan dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa. Filtrat yang diperoleh adalah produk akhir dari base oil.
e. Finishing
Tahap ini dilakukan untuk memperbaiki warna minyak pelumas dan stabilitas pelumas.
2. PELUMAS SINTETIS
Minyak pelumas sintetis dibuat dari hidrokarbon yang telah mengalami proses khusus. Khusus yang dimaksud adalah bahwa minyak ini dibuat tidak hanya sama dengan minyak mineral akan tetapi melebihi kemampuan minyak mineral. Melalui proses kimia dihasilkan molekul baru yang memiliki stabilitas termal, oksidasi dan kinerja yang optimal. Sehingga harga minyak sintetis lebih mahal daripada minyak mineral. Pada kenyataannya minyak pelumas sintetis memang lebih unggul dalam unjuk kerja, baik respon terhadap mesinnya maupun umur pemakaiannya. Hal ini dikarenakan pembuatan minyak pelumas sintetis dirancang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Untuk itu pemilihan minyak pelumas yang tepat sangatlah penting. Dalam pembuatannya minyak pelumas sintetis dikontrol struktur molekulnya dengan sifat-sifat yang dapat diprediksi. Adapun jenis minyak sintetis yang banyak digunakan adalah sebagai berikut :
a. Diester
Diester merupakan salah satu bahan yang menonjol dari minyak pelumas sintetis. Diester mempunyai struktur yang paling sederhana untuk digunakan sebagai minyak pelumas. Bahan ini banyak digunakan sebagai minyak pelumas atau pelumas gemuk yang mempunyai titik penguapan rendah pada mesin gas turbin. Diester diperoleh dari reaksi sintesa produk minyak bumi, dan sebagian dari lemak binatang dan minyak tumbuh-tumbuhan. Keuntungan diester adalah mempunyai viskositas yang relatif konstan terhadap suhu yang cukup baik, penguapannya sangat rendah, dan mempunyai stabilitas thermal yang bagus. Biasanya bahan ini tidak korosif terhadap logam, tidak beracun dan stabil terhadap hidrolisa. Sifat yang merugikan dari bahan ini adalah dapat bereaksi terhadap karet. Karena sifat fire-resistant dan stabilitas oksidasinya, maka pelumas diester banyak dipakai untuk kompresor udara.
b. Fosfat Ester
Fosfat ester telah lama digunakan sebagai aditif di dalam minyak pelumas mineral sebagai pelindung terhadap terjadinya pelumasan batas. Fosfat ester merupakan senyawa biodegradable yang disintesa dari komponen yang didapat dari coal tar. Karena natural ester merupakan campuran yang komplek dan sering mengandung ortho cresol yang beracun, maka diupayakan untuk mensintesa ester dengan bahan kimia murni untuk membentuk minyak dasar sintetis yang tidak mengandung cresol yang beracun. Sehingga natural ester dikombinasikan dengan fosfat. Fosfat ester memberikan ikatan yang cukup mantap dan stabil secara kimia yang memungkinkan untuk digunakan sebagai komponen utama dari minyak pelumas sintetis. Disamping itu fosfat ester biasa digunakan sebagai aditif EP. Stabilitas terhadap oksidasi dari bahan ini cukup baik yaitu sampai dengan 300F. Penggunaannya yang utama adalah sebagai minyak hidrolik di dalam pesawat udara karena memberikan sifat anti api yang baik.
c. Ester Silikat
Mempunyai IV yang tinggi yaitu 150 – 200 dan mempunyai penguapan yang rendah. Ketahanan terhadap oksidasi pada suhu tinggi tidak begitu baik, tetapi hal ini dapat diperbaiki dengan penambahan aditif. Ester silikat tidak korosif terhadap logam, plastik maupun karet. Tetapi pada suhu yang tinggi akan mengeraskan karet.
d. Glikol Polialkilena Dan Turunannya
Aplikasi dari glikol polialkilena (polieter) sangat luas yaitu sebagai pelumas pada motor bakar, roda gigi, kompressor, pompa. Bahan ini tidak begitu mahal dan mudah diperoleh di pasaran.
e. Silikon
Silikon merupakan minyak pelumas sintetis yang mempunyai bermacam-macam tingkat viskositas, yang tergantung pada panjang pendeknya rantai dari ikatan molekulnya. Silikon disintesa dari pasir (SiO2). Sifat yang paling menonjol dari silikon ini adalah memberikan kurva viskositas dengan suhu yang mendatar. Silikon memberikan ketahanan oksidasi yang baik pada suhu biasa, tetapi cenderung membentuk gel pada saat mengoksidasi sehingga tidak tepat digunakan sebagai minyak pelumas mesin turbin pesawat udara.
f. Khlor Dan Fluor Hidrokarbon
Sifat utama dari senyawa ini adalah dapat memberikan respon yang baik sebagai aditif EP dan low flammability. Aktifitas yang tinggi dari atom khlor dapat terbebaskan pada kondisi beban yang berat dan suhu tinggi. Dan hal ini menghasilkan produk yang korosifitasnya tinggi dan beracun sehingga penggunaannya dalam industri dibatasi.
g. Poly Alkyl Glykol
Produksi komersialnya dibuat sekitar tahun 1930 an sebagai penganti castor oil pada rem mobil. Polyalkylglycol dibuat dengan reaksi polimerisasi menggunakan katalis. Reaksi dapat dikontrol untuk mendapatkan range viskositas 8 – 19000 cSt. Biasa digunakan di industri baja dan tekstil. Semua polyalkylglycol dapat menyerap air dari atmosfer sehingga harus dijaga dari kemungkinan kontaminasi. Akan tetapi kandungan air sampai 5% masih dapat ditoleransi. Pada temperatur rendah polyalkylglycol mempunyai karakteristik yang bagus, tetapi pada temperatur tinggi sampai 250C membutuhkan aditif untuk meningkatkan stabilitas thermalnya. Pelumas sintetis ini tidak dapat digunakan di atas temperatur tersebut. Polyalkylglycol mempunyai karakteristik yang bagus sekali pada viskositas 160 – 400 yang tergantung sekali pada cara memproduksinya. Polyalkylglycol sangat rentan terhadap oksidasi sehingga perlu ditambahkan aditif antioksidan. Umur pemakaian aditif pada polyalkylglycol lebih lama bila dibandingkan dengan mineral oil pada kondisi yang sama. Polyalkylglycol lebih polar sintetis ini tidak dapat digunakan di atas temperatur tersebut. Polyalkylglycol mempunyai karakteristik yang bagus sekali pada viskositas 160 – 400 yang tergantung sekali pada cara memproduksinya. Polyalkylglycol sangat rentan terhadap oksidasi sehingga perlu ditambahkan aditif antioksidan. Umur pemakaian aditif pada polyalkylglycol lebih lama bila dibandingkan dengan mineral oil pada kondisi yang sama. Polyalkylglycol lebih polar dibandingkan dengan senyawa ester, dan cocok sekali untuk seal dan plastik. Tetapi tidak untuk cat.
h. Poly Alpha Olefin
Polyalphaolefin dibuat pertama kali di Jerman pada masa Perang Dunia Kedua untuk menghemat pemakaian minyak mineral. Dan ternyata memberikan unjuk kerja pada range temperatur yang luas. Polyalphaolefin merupakan hidrokarbon sintetis, tidak seperti hidrokarbon pada minyak pelumas mineral. Karena polyalphaolefin merupakan cairan kimia murni yang dibuat dari polimerisasi katalitik ethylene. Produk yang dihasilkan dipisahkan dari komponen yang reaktif dan selanjutnya dipisahkan sesuai dengan viskositasnya. Dengan penambahan sedikit aditif antioksidan, polyalphaolefin menjadi lebih stabil bila dibandingkan dengan minyak mineral pada temperatur yang sama. Polyalphaolefin menunjukkan lebih tahan bereaksi dengan air bila dibandingkan dengan minyak mineral dan minyak sintetis yang lain. Polyalphaolefin juga sangat cocok bila diblending dengan minyak mineral. Sifat PAO yang menonjol adalah sebagai berikut :
- Titik tuangnya rendah
- Volatilitasnya rendah
- Good software compatibility
- Stabilitas thermalnya bagus
- Hidrolytic stability
- Merupakan bahan kimia yang inert
- Daya pelumasannya bagus
Karenan PAO mempunyai titik tuang yang rendah, maka PAO digunakan pada kompressor pendingin, kompressor amonia dan kompressor fluorokarbon.
i. Polyolester
Sangat cocok digunakan untuk pelumasan batas. Mempunyai IV yang tinggi bila dibandingkan dengan minyak mineral. Mempunyai stabilitas thermal dan membuat mesin menjadi lebih bersih dan lebih sedikit depositnya. Volatilitasnya paling rendah dibandingkan dengan minyak pelumas sintetis yang lain. Polyolester dengan viskositas 4,4 cSt pada 100C hanya menguap sekitar 2 %. Polyolester relatif biodegradable tetapi prosesnya sangat lambat dibawah kondisi normal. Produk yang dihasilkan tidak beracun. Keuntungan polyolester adalah dapat digunakan dengan nitril rubber, yaitu tipe yang paling umum digunakan dengan minyak mineral. Juga sangat compatible apabila dicampur dengan minyak pelumas mineral. Banyak digunakan di berbagai industri. Hampir semua aditif larut dalam polyolester (POE). Dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan minyak pelumas sintetis lain atau minyak pelumas mineral. POE mempunyai high temperatur properties yang sangat bagus dan mampu meningkatkan properties pelumas melebihi diester.
Aplikasi penggunaan POE :
- Minyak kompresor
- Minyak turbin dan minyak hidrolik
- Minyak gear
- Pelumas bearing
- Pelumas EP (Extreme Pressure) untuk boundary lubrication
Keuntungan Miyak Pelumas Sintetis
Meskipun harganya relatif lebih mahal, namun minyak pelumas sintetis dewasa ini lebih banyak digunakan. Hal ini disebabkan karena :
a. Umur pemakaiannya lebih lama karena meningkatkan stabilitas thermal (VI tinggi) dan tahan oksidasi. Keuntungannya : oli yang digunakan lebih sedikit, pemakaian filter awet, mengurangi pengeluaran.
b. Mengurangi konsumsi oli karena volatilitasnya lebih rendah dan densitas lebih tinggi.
c. Mempunyai spesifikasi yang dibutuhkan pemakai.
d. Pengoperasiannya lebih aman karena flash pointnya lebih tinggi. Sehingga ongkos perawatan lebih rendah, penggantian spare part lebih sedikit.
e. Sifat-sifatnya dapat diprediksi karena karakteristik produknya uniform.
3. PELUMAS SEMI SINTETIS
Diperoleh dengan cara mencampur (blending) antara pelumas sintetis dengan pelumas mineral. Sehingga diperoleh kombinasi dari 2 sifat komponen penyusunnya. Dari unjuk kerja jelas lebih baik dari pelumas mineral. Namun harganya juga jauh lebih kompromi dengan keuangan kita daripada harga pelumas sintetis yang sangat mahal.
2. Sistem pelumasan
Sistem pelumasan dalam kendaraan meliputi semua sistem yang memerlukan fluida pelumas sebagai media pelumas ataupun penerus tekanan/gaya yaitu pelumasan mesin, pelumasan gear/roda gigi (transmisi/differensial). Sedangkan pelumasan yang sekaligus sebagai media perantara tenaga/gaya tekan meliputi pelumasan transmisi otomatis (ATF), pelumasan power steering, pelumasan rem hydrolis. Sistem pelumasan adalah salah satu sistem yang sangat penting dalam kendaraan, dalam pembahasan modul kegiatan belajar 1 ini dibatasi hanya pada sistem pelumasan mesin. Sistem pelumasan dalam mesin berfungsi untuk :
a). Pelumas (Lubricant)
Salah satu fungsi minyak pelumas adalah untuk melumasi bagian-bagian mesin yang bergerak untuk mencegah keausan akibat dua benda yang bergesekan.

Gambar 1. Minyak pelumas sebagai pelumas
Minyak pelumas membentuk Oil film di dalam dua benda yang bergerak sehingga dapat mencegah gesekan/kontak langsung diantara dua benda yang bergesekan tersebut.

Oil film terbentuk diantara
2 benda yang bergerak
Gambar 2. Oil film
b). Pendingin (Cooling)
Minyak pelumas mengalir di sekeliling komponen yang bergerak, sehingga panas yang timbul dari gesekan dua benda tersebut akan terbawa/merambat secara konveksi ke minyak pelumas, sehingga minyak pelumas pada kondisi seperti ini berfungsi sebagai pendingin mesin.

Gambar 3. Minyak pelumas sebagai pendingin
c). Pembersih (cleaning)
Kotoran atau bram-bram yang timbul akibat gesekan, akan terbawa oleh minyak pelumas menuju karter yang selanjutnya akan mengendap di bagian bawah carter dan ditangkap oleh magnet pada dasar carter. Kotoran atau bram yang ikut aliran minyak pelumas akan di saring di filter oli agar tidak terbawa dan terdistribusi kebagian-bagian mesin yang dapat mengakibatkan kerusakan/ mengganggu kinerja mesin.

Gambar 4. Minyak pelumas sebagai pembersih
d). Perapat (sealing)

Minyak pelumas yang terbentuk di bagian-bagian yang presisi dari mesin kendaraan berfungsi sebagai perapat, yaitu mencegah terjadinya kebocoran gas (blow by gas) misal antara piston dan dinding silinder
Gambar 5. Minyak pelumas sebagai perapat.
Macam-macam sistem pelumasan
a). Sistem pelumasan campur (mix)
Sistem pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin dengan cara mencampur langsung minyak pelumas (oli campur/samping) dengan bahan bakar (bensin) sehingga antara minyak pelumas dan bahan bakar bercampur di tangki bahan bakar. Sifat-sifat sistem pelumasan campur :
- Tangki bahan bakar berada diatas mesin/ lebih tinggi dari mesin (pengaliran bahan bakar dengan gaya gravitasi).
- Sistem pelumasan jenis oli yang paling sederhana
- Pemakaian oli boros, timbul polusi udara tinggi
- Dipergunakan pada motor 2 Tak dengan kapasitas kecil.
-
1
Menggunakan oli khusus 2 Tak yang bersifat mencampur baik dengan bensin dengan campuran 2% – 4% oli samping.









Gambar 6. Sistem pelumasan campur
Keterangan :
1. Campuran bensin dan oli samping 2. Kran bensin
3. Karburator 4. Ruang engkol
Cara kerja :
Pada saat kran bensin (2) dibuka, maka campuran bensin dan oli samping (1) akan mengalir menuju karburator (3) di karburator bensin, oli samping dan udara bercampur membentuk campuran yang homogen dan masuk kedalam ruang engkol dan selanjutnya campuran baensin dan oli samping akan melumasi bagian mesin yang berada di ruang engkol dan didinding silinder.
Contoh kendaraan/mesin yang menggunakan sistem pelumasan jenis ini adalah motor stasioner, vespa.
b). Sistem pelumasan autolube



Gambar 7. Sistem pelumasan autolube
Sistem pelumasan autolube, oli samping/campur masuk kedalam ruang engkol dipompakan oleh pompa oli. Sehingga penggunaan oli samping/campur ini lebih efektif sesuai kebutuhan mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 2 tak. Oli samping/campur yang masuk ke dalam ruang engkol tergantung dari jumlah putaran dan pembukaan katup masuk (Reet Valve).
Cara kerja:
Saat mesin hidup handle gas ditarik, maka bensin mengalir ke karburator, seiring dengan tarikan handle gas, pompa oli berputar yang menyebabkan oli samping/campur ditangki terhisap dan ditekan menuju ruang engkol melalui saluran dibelakang karburator. Bensin dan oli samping/campur menjadi satu di belakang karburator yang selanjutnya masuk kedalam ruang engkol dan melumasi bagian-bagian yang bergerak.
c). Sistem pelumasan percik
Sistem pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan gerakan dari bagian yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan, misal: poros engkol berputar sambil memercikan minyak pelumas untuk melumasi dinding silinder.
Sistem pelumasan ini biasanya digunakan pada mesin dengan katup samping (side valve) dan kapasitas kecil.



Gambar 8. Sistem pelumasan percik
Cara kerja :
Saat mesin hidup, poros engkol berputar, bagian poros engkol yang menyerupai sendok membawa minyak pelumas dan akhirnya minyak pelumas memercik ke atas melumasi dinding silinder.
d). Sistem pelumasan tekan.
Minyak pelumas di dalam karter dihisap dan ditekan ke dalam bagian-bagian yang dilumasi dengan menggunakan pompa oli. Sistem pelumasan ini sangat cocok untuk melumasi bagian-bagian mesin yang sangat presisi. Aliran minyak pelumas tergantung pada jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan pompa oli diputarkan oleh mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 4 tak dan memiliki kelebihan pelumasan merata dan teratur. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian mesin akan kembali ke karter kembali.



Gambar 9. Sistem pelumasan tekan
Cara kerja :
Minyak pelumas di karter dihisap dan ditekan oleh pompa oli melalui strainer dan dipompakan menuju bagian-bagian yang dilumasi yang sebelumnya disaring oleh filter oli. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian yang dilumasi akan kembali ke karter.
Kesimpulan
2. Sistem pelumasan adalah salah satu sistem penting dalam kendaraan, dikarenakan sistem ini berfungsi sebagai:
- Pelumas (lubricant)
- Pendingin (Cooling)
- Pembersih (cleaning)
- Perapat (sealing)
2. Sistem pelumasan campur digunakan pada mesin 2 tak dengan cara oli samping/campur dicampurkan langsung ke dalam bahan bakar bensin dengan perbandingan 2 % - 4 % oli samping.
3. Sistem pelumasan autolube proses pencampuran oli samping dan bahan bakar bensin dilakukan setelah karburator, dimana tangki bahan bakar bensin dan tangki oli samping/campur sendiri-sendiri.
4. Sistem pelumasan percik bekerja berdasarkan gerakan poros engkol berputar sambil mengambil minyak pelumas dari karter dan dipercikan de dinding silinder.
5. Sistem pelumasan tekan sangat efektif untuk melumasi bagian-bagian mesin dengan presisi yang sangat tinggi. Sistem pelumasan ini memberikan dampak pelumasan yang teratur dan merata.
Daftar Pustaka
1. Andini Sundowo, Siti Yubaidah, 2003, “ Sintesa Polyolester Sebagai Bahan Dasar Minyak Pelumas, Teknik Kimia, ITI.
2. PT. Hexindo Consult, 2000, “Prospek Industri dan Pemasaran Pelumas di Indonesia”, Jakarta.
3. Wartawan, AL, 1983, “ Minyak Pelumas Pengetahuan Dasar & Cara Penggunaan, Penerbit Gramedia, Jakarta.

TABEL ULIR ENGINEERING

Online Job for All

mechanic engineer

TABEL ISO INCHI
Ukuran Pitch H H1 h3 r
1/4" 1,27 1,0922 0,6731 0,762 0,1778 Ukuran Pitch H H1 h3 r
5/16" 1,41 1,2126 0,7473 0,846 0,1974 1/4" 1,27 1,0922 0,6731 0,762 0,1778
3/8" 1,59 1,3674 0,8427 0,954 0,2226 5/16" 1,41 1,2126 0,7473 0,846 0,1974
1/2" 2,12 1,8232 1,1236 1,272 0,2968 3/8" 1,59 1,3674 0,8427 0,954 0,2226
5/8" 2,31 1,9866 1,2243 1,386 0,3234 1/2" 2,12 1,8232 1,1236 1,272 0,2968
3/4" 2,54 2,1844 1,3462 1,524 0,3556 5/8" 2,31 1,9866 1,2243 1,386 0,3234
7/8" 2,82 2,4252 1,4946 1,692 0,3948 3/4" 2,54 2,1844 1,3462 1,524 0,3556
1" 3,18 2,7348 1,6854 1,908 0,4452 7/8" 2,82 2,4252 1,4946 1,692 0,3948
1 1/8" 3,63 3,1218 1,9239 2,178 0,5082 1" 3,18 2,7348 1,6854 1,908 0,4452
1 1/4" 3,63 3,1218 1,9239 2,178 0,5082 1 1/8" 3,63 3,1218 1,9239 2,178 0,5082
1 3/8" 4,23 3,6378 2,2419 2,538 0,5922 1 1/4" 3,63 3,1218 1,9239 2,178 0,5082
1 1/2" 4,23 3,6378 2,2419 2,538 0,5922 1 3/8" 4,23 3,6378 2,2419 2,538 0,5922
1 5/8" 5,08 4,3688 2,6924 3,048 0,7112 1 1/2" 4,23 3,6378 2,2419 2,538 0,5922
1 3/4" 5,08 4,3688 2,6924 3,048 0,7112 1 5/8" 5,08 4,3688 2,6924 3,048 0,7112
2" 5,65 4,859 2,9945 3,39 0,791 1 3/4" 5,08 4,3688 2,6924 3,048 0,7112
2 1/4" 6,35 5,461 3,3655 3,81 0,889 2" 5,65 4,859 2,9945 3,39 0,791
2 1/2" 6,35 5,461 3,3655 3,81 0,889 2 1/4" 6,35 5,461 3,3655 3,81 0,889
2 3/4" 7,26 6,2436 3,8478 4,356 1,0164 2 1/2" 6,35 5,461 3,3655 3,81 0,889
3" 7,26 6,2436 3,8478 4,356 1,0164 2 3/4" 7,26 6,2436 3,8478 4,356 1,0164
3 1/4" 7,82 6,7252 4,1446 4,692 1,0948 3" 7,26 6,2436 3,8478 4,356 1,0164
3 1/2" 7,82 6,7252 4,1446 4,692 1,0948 3 1/4" 7,82 6,7252 4,1446 4,692 1,0948
3 3/4" 8,47 7,2842 4,4891 5,082 1,1858 3 1/2" 7,82 6,7252 4,1446 4,692 1,0948
4" 8,47 7,2842 4,4891 5,082 1,1858 3 3/4" 8,47 7,2842 4,4891 5,082 1,1858
4 1/4" 8,84 7,6024 4,6852 5,304 1,2376 4" 8,47 7,2842 4,4891 5,082 1,1858
4 1/2" 8,84 7,6024 4,6852 5,304 1,2376 4 1/4" 8,84 7,6024 4,6852 5,304 1,2376
4 3/4" 9,24 7,9464 4,8972 5,544 1,2936 4 1/2" 8,84 7,6024 4,6852 5,304 1,2376
5" 9,24 7,9464 4,8972 5,544 1,2936 4 3/4" 9,24 7,9464 4,8972 5,544 1,2936
5 1/4" 9,68 8,3248 5,1304 5,808 1,3552 5" 9,24 7,9464 4,8972 5,544 1,2936
5 1/2" 9,68 8,3248 5,1304 5,808 1,3552 5 1/4" 9,68 8,3248 5,1304 5,808 1,3552
5 3?4 10,16 8,7376 5,3848 6,096 1,4224 5 1/2" 9,68 8,3248 5,1304 5,808 1,3552
6" 10,16 8,7376 5,3848 6,096 1,4224 5 3?4 10,16 8,7376 5,3848 6,096 1,4224
6" 10,16 8,7376 5,3848 6,096 1,4224


TABEL METRIC
Ukuran pitch H1 R2 h3 R2 H Ukuran buttres pitch H1 R h3 R1 H ac d
M1 0,25 0,14 0,018 0,15 0,04 0,2165 12 3 2,25 0,37 2,60 0,37 2,598 0,35331 9,75
M1.2 0,25 0,14 0,018 0,15 0,04 0,2165 16 4 3,00 0,50 3,47 0,50 3,464 0,47108 13
M1.6 0,35 0,19 0,0252 0,21 0,05 0,3031 20 4 3,00 0,50 3,47 0,50 3,464 0,47108 17
M2 0,4 0,22 0,0288 0,25 0,06 0,3464 24 5 3,75 0,62 4,34 0,62 4,33 0,58885 20,25
M2.5 0,45 0,24 0,0324 0,28 0,06 0,3897 28 5 3,75 0,62 4,34 0,62 4,33 0,58885 24,25
M3 0,5 0,27 0,036 0,31 0,07 0,433 32 6 4,50 0,75 5,21 0,75 5,196 0,70662 27,5
M4 0,7 0,38 0,0504 0,43 0,10 0,6062 36 6 4,50 0,75 5,21 0,75 5,196 0,70662 31,5
M5 0,8 0,43 0,0576 0,49 0,12 0,6928 40 7 5,25 0,87 6,07 0,87 6,062 0,82439 34,75
M6 1 0,54 0,072 0,61 0,14 0,866 44 7 5,25 0,87 6,07 0,87 6,062 0,82439 38,75
M8 1,25 0,68 0,09 0,77 0,18 1,0825 48 8 6,00 0,99 6,94 0,99 6,928 0,94216 42
M10 1,5 0,81 0,108 0,92 0,22 1,299 52 8 6,00 0,99 6,94 0,99 6,928 0,94216 46
M12 1,75 0,95 0,126 1,07 0,25 1,5155 60 9 6,75 1,12 7,81 1,12 7,794 1,05993 53,25
M14 2 1,08 0,144 1,23 0,29 1,732 70 10 7,50 1,24 8,68 1,24 8,66 1,1777 62,5
M16 2 1,08 0,144 1,23 0,29 1,732 80 10 7,50 1,24 8,68 1,24 8,66 1,1777 72,5
M18 2,5 1,35 0,18 1,53 0,36 2,165 90 12 9,00 1,49 10,41 1,49 10,392 1,41324 81
M20 2,5 1,35 0,18 1,53 0,36 2,165 100 12 9,00 1,49 10,41 1,49 10,392 1,41324 91
M22 3 1,62 0,216 1,84 0,43 2,598
M24 3 1,62 0,216 1,84 0,43 2,598
M27 3,5 1,89 0,252 2,15 0,50 3,031
M30 3,5 1,89 0,252 2,15 0,50 3,031
M33 3,5 1,89 0,252 2,15 0,50 3,031
M36 4 2,16 0,288 2,45 0,58 3,464
4 2,16 0,288 2,45 0,58 3,464
4,5 2,43 0,324 2,76 0,65 3,897
4,5 2,43 0,324 2,76 0,65 3,897
5 2,71 0,36 3,07 0,72 4,33
5 2,71 0,36 3,07 0,72 4,33
5,5 2,98 0,396 3,37 0,79 4,763
5,5 2,98 0,396 3,37 0,79 4,763
6 3,25 0,432 3,68 0,86 5,196
6 3,25 0,432 3,68 0,86 5,196
TABEL TRAPESIUM ULIR
Ukuran pitch H H1 ac h3 H4 R1 Maks R2 Maks Ukuran ulir radius pitch t1 r R a d ulir luar kcil d lubang
Tr 8 1,5 2,799 0,75 0,15 0,9 0,9 0,075 0,15 12 3 1,50 0,72 0,77 0,15 10,50 10,65
TR 10 2 3,732 1 0,25 1,25 1,25 0,125 0,25 16 4 2,00 0,95 1,02 0,2 14,00 14,20
TR 12 3 5,598 1,5 0,25 1,75 1,75 0,125 0,25 20 4 2,00 0,95 1,02 0,2 18,00 18,20
TR 14 3 5,598 1,5 0,25 1,75 1,75 0,125 0,25 24 5 2,50 1,19 1,28 0,25 21,50 21,75
TR 16 4 7,464 2 0,25 2,25 2,25 0,125 0,25 28 5 2,50 1,19 1,28 0,25 25,50 25,75
TR 18 4 7,464 2 0,25 2,25 2,25 0,125 0,25 32 6 3,00 1,43 1,54 0,3 29,00 29,30
TR 20 4 7,464 2 0,25 2,25 2,25 0,125 0,25 36 6 3,00 1,43 1,54 0,3 33,00 33,30
TR 22 5 9,33 2,5 0,25 2,75 2,75 0,125 0,25 40 7 3,50 1,67 1,79 0,35 36,50 36,85
TR 24 5 9,33 2,5 0,25 2,75 2,75 0,125 0,25 44 7 3,50 1,67 1,79 0,35 40,50 40,85
TR 26 5 9,33 2,5 0,25 2,75 2,75 0,125 0,25 48 8 4,00 1,91 2,05 0,4 44,00 44,40
TR28 5 9,33 2,5 0,25 2,75 2,75 0,125 0,25 52 8 4,00 1,91 2,05 0,4 48,00 48,40
TR 30 6 11,196 3 0,5 3,5 3,5 0,25 0,5 60 9 4,50 2,15 2,30 0,45 55,50 55,95
70 10 5,00 2,39 2,56 0,5 65,00 65,50
80 10 5,00 2,39 2,56 0,5 75,00 75,50
90 12 6,00 2,86 3,07 0,6 84,00 84,60
100 12 6,00 2,86 3,07 0,6 94,00 94,60

TABEL ULIR INCHI
Ukuran pitch H h R D d "
0,25 1,27 1,2192 0,81 0,17 6,35 4,72 25,4 1/4"
0,31 1,41 1,3536 0,90 0,19 7,94 6,13 25,4 5/16"
0,38 1,59 1,5264 1,02 0,22 9,53 7,49 25,4 3/8"
0,50 2,12 2,0352 1,36 0,29 12,70 9,99 25,4 1/2"
0,63 2,31 2,2176 1,48 0,32 15,88 12,92 25,4 5/8"
0,75 2,54 2,4384 1,63 0,35 19,05 15,80 25,4 3/4"
0,88 2,82 2,7072 1,80 0,39 22,23 18,62 25,4 7/8"
1,00 3,18 3,0528 2,04 0,44 25,40 21,33 25,4 1"
1,13 3,63 3,4848 2,32 0,50 28,58 23,93 25,4 1 1/8"
1,25 3,63 3,4848 2,32 0,50 31,75 27,10 25,4 1 1/4"
1,38 4,23 4,0608 2,71 0,58 34,93 29,51 25,4 1 3/8"
1,50 4,23 4,0608 2,71 0,58 38,10 32,69 25,4 1 1/2"
1,63 5,08 4,8768 3,25 0,70 41,28 34,77 25,4 1 5/8"
1,75 5,08 4,8768 3,25 0,70 44,45 37,95 25,4 1 3/4"
2,00 5,65 5,424 3,62 0,77 50,80 43,57 25,4 2"
2,25 6,35 6,096 4,06 0,87 57,15 49,02 25,4 2 1/4"
2,50 6,35 6,096 4,06 0,87 63,50 55,37 25,4 2 1/2"
2,75 7,26 6,9696 4,65 0,99 69,85 60,56 25,4 2 3/4"
3,00 7,26 6,9696 4,65 0,99 76,20 66,91 25,4 3"
3,25 7,82 7,5072 5,00 1,07 82,55 72,54 25,4 3 1/4"
3,50 7,82 7,5072 5,00 1,07 88,90 78,89 25,4 3 1/2"
3,75 8,47 8,1312 5,42 1,16 95,25 84,41 25,4 3 3/4"
4,00 8,47 8,1312 5,42 1,16 101,60 90,76 25,4 4"
4,25 8,84 8,4864 5,66 1,21 107,95 96,63 25,4 4 1/4"
4,50 8,84 8,4864 5,66 1,21 114,30 102,98 25,4 4 1/2"
4,75 9,24 8,8704 5,91 1,27 120,65 108,82 25,4 4 3/4"
5,00 9,24 8,8704 5,91 1,27 127,00 115,17 25,4 5"
5,25 9,68 9,2928 6,20 1,33 133,35 120,96 25,4 5 1/4"
5,50 9,68 9,2928 6,20 1,33 139,70 127,31 25,4 5 1/2"
5,75 10,16 9,7536 6,50 1,39 146,05 133,05 25,4 5 3?4
6,00 10,16 9,7536 6,50 1,39 152,40 139,40 25,4 6"

All About Machine and Manufacturing

Online Job for All

mechanic engineer
Online Job for All

mechanic engineer


POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG
BANDUNG POLYTECHNIK FOR MANUFAKTURING
(POLITEKNIK MEKANIK SWISS-SWISS POLYTECHNIK FOR MECHANICS)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG –BANDUNG INSTITUTE OF TEKNOLOGI

jln.kanayakan dago 21 bandung

Tutorial CAD
PROSES CAD / CAM CIMATRON
“PRODUK MINIATUR GUITAR”

Pada Cimatron E 7.0



Disusun oleh:

CECEP DEVI NUGRAHA
( 209341008 )
2 MEC 08



MANUFACTURE ENGINEERING
Study of program The General Mechanic

POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG
Jl. Kanayakan no.21,DAGO 40235,Tromol Pos 851 BANDUNG40008
Phone : (022 )2500241 Fax: (022) 25024649 Homepage :http://www.polman.com,
e-mail: polman@melsa.net.id
2011

Sabtu, 05 Februari 2011

CNC G- Code


Daftar di PayPal, lalu mulai terima pembayaran menggunakan kartu kredit secara instan.

Online Job for All

mechanic engineer


Artikel ini adalah tentang alat mesin bahasa pemrograman. Untuk sistem pemrograman perekam video, lihat kode penjadwalan perekam video.

G-Code, atau kode persiapan atau fungsi, adalah fungsi kontrol numerik dalam bahasa pemrograman. G-kode adalah kode posisi alat dan melakukan pekerjaan yang sebenarnya, berbeda dengan M-kode, yang mengelola mesin; T untuk alat-kode terkait. S dan F adalah alat-Speed dan alat-Feed, dan akhirnya D-kode untuk alat kompensasi.

Bahasa pemrograman Numerical Control (NC) adalah informal kadang disebut G-kode. Namun dalam kenyataannya, G-kode ini hanya sebagian dari NC-bahasa pemrograman yang mengendalikan NC dan peralatan mesin CNC. Kontrol numerik istilah diciptakan di Laboratorium Servomechanisms MIT, dan beberapa versi dari NC itu dan masih dikembangkan secara mandiri oleh pabrik mesin CNC. Versi standar utama yang digunakan di Amerika Serikat telah diselesaikan oleh Electronic Industries Alliance di awal 1960-an. Revisi terakhir yang telah disetujui pada bulan Februari 1980 sebagai RS274D. Di Eropa, standar DIN 66.025 / ISO 6.983 sering digunakan sebagai gantinya.

Karena kurangnya pengembangan lebih lanjut, yang sangat besar alat mesin berbagai konfigurasi, dan sedikit permintaan untuk interoperabilitas, beberapa mesin alat pengontrol (CNCs) mengikuti standar ini. Ekstensi dan variasi telah ditambahkan secara terpisah oleh produsen, dan operator kontroler tertentu harus menyadari perbedaan dari masing-masing produsen 'produk. Ketika awalnya diperkenalkan, sistem CAM terbatas pada alat konfigurasi didukung.

Saat ini, produsen utama dari sistem kontrol CNC Fanuc GE Automation (perusahaan patungan General Electric dan Fanuc), Siemens, Mitsubishi, dan Heidenhain, tetapi masih ada yang lebih kecil dan / atau tua sistem controller.

Beberapa produsen mesin CNC berusaha untuk mengatasi kesulitan kompatibilitas dengan standarisasi pada alat mesin dibangun oleh Fanuc controller. Sayangnya, tidak Fanuc tetap konsisten dengan RS-274 atau versi sebelumnya sendiri, dan telah lambat menambahkan fitur baru, serta memanfaatkan peningkatan daya komputasi. Misalnya, mereka mengubah G70/G71 untuk G20/G21; mereka gunakan tanda kurung untuk komentar yang menyebabkan kesulitan ketika mereka memperkenalkan perhitungan matematis jadi mereka menggunakan tanda kurung persegi untuk perhitungan makro; mereka sekarang memiliki teknologi nano akhir-akhir ini dalam mode 32-bit tetapi dalam Fanuc 15mb kendali yang mereka memperkenalkan HPCC (presisi tinggi kontur DNS) yang menggunakan 64-bit RISC processor dan sekarang ini memiliki 500 blok penyangga untuk melihat ke depan untuk benar-bentuk permukaan Contouring dan program blok kecil dan 5-sumbu mesin terus-menerus.

Ini juga digunakan untuk NURBS untuk dapat bekerja sama dengan desainer industri dan sistem yang digunakan untuk desain permukaan mengalir. The NURBS mempunyai asal-usul dari industri pembangunan kapal dan dijelaskan dengan menggunakan simpul dan berat untuk membungkuk dikukus sebagai papan dan balok kayu.
Isi
[hide]

* 1 Common Codes
* 2 Contoh Program
* 3 Lihat juga
* 4 Pranala luar

[sunting] Common Codes

G-kode juga disebut kode persiapan, dan kata apapun dalam program CNC yang diawali dengan huruf 'G'. Umumnya ini adalah kode mengatakan alat mesin jenis tindakan untuk melakukan, seperti:

* Cepat bergerak
* Dikontrol feed bergerak dalam garis lurus atau busur
* Serangkaian langkah yang dikendalikan pakan akan mengakibatkan sebuah lubang tidak merasa bosan, sebuah benda memotong (diarahkan) ke dimensi tertentu, atau bentuk profil dekoratif ditambahkan ke pinggir sebuah benda.
* Mengubah palet
* Set alat informasi seperti offset.

Ada kode-kode lain; kode jenis dapat dianggap seperti register di komputer

X posisi absolut
Y posisi absolut
Z posisi absolut
Sebuah posisi (rotari sekitar X)
B posisi (rotari sekitar Y)
C posisi (rotari sekitar Z)
U Relatif sejajar dengan sumbu X
V Relatif sejajar dengan sumbu Y
W Relatif sejajar dengan sumbu Z
M kode (lain "action" mendaftar atau kode Machine (*)) (jika tidak disebut sebagai "Lain-lain" fungsi ")
M feed rate
Kecepatan spindle S
N nomor baris
R Arc radius atau kata opsional dilewatkan ke suatu sub / kalengan siklus
P Tinggallah waktu atau kata opsional dilewatkan ke suatu sub / kalengan siklus
T Tool seleksi
Aku Arc sumbu X data
Data Arc J Y axis.
K data Arc sumbu Z, atau kata opsional dilewatkan ke suatu sub / kalengan siklus
D Cutter diameter / jari-jari offset
H Tool offset panjang

(*) M kode kontrol mesin secara keseluruhan, sehingga itu untuk berhenti, mulai, menyalakan pendingin, dll, sedangkan kode lain yang berkaitan dengan jalan yang dilalui oleh alat pemotong. Peralatan mesin yang berbeda dapat menggunakan kode yang sama untuk melakukan fungsi yang berbeda, bahkan mesin yang menggunakan kontrol CNC yang sama.

* Sebagian daftar M-Codes

M00 = Program Berhenti (non-opsional)
M01 = Opsional Berhenti, mesin hanya akan berhenti jika operator memilih pilihan ini
M02 = Akhir Program
M03 = Spindle di (CW rotasi)
M04 = Spindle di (rotasi CCW)
M05 = Spindle Stop
M06 = Tool Ubah
M07 = Coolant di (banjir)
M08 = Coolant di (kabut)
M09 = Coolant off
M10 = Pallet penjepit pada
M11 = Pallet penjepit off
M30 = Akhir program / mundur tape (mungkin masih diperlukan untuk mesin CNC lebih tua)

Fanuc common Mill Kode G Kode Keterangan
Rapid posisi G00
Interpolasi Linear G01
Interpolasi melingkar G02 CW
Interpolasi melingkar G03 CCW
G04 Dwell
G05.1 Q1. Ai Nano kontrol kontur
G05 P10000 HPCC
Sumbu Imaginary G07 penunjukan
G09 Exact berhenti memeriksa
G10/G11 Programmable Data input / Data menulis membatalkan
G12 CW Circle Cutting
G13 CCW Circle Cutting
G17 X-Y pesawat seleksi
G18 X-Z pesawat seleksi
Y-Z G19 pesawat seleksi
G20 Pemrograman dalam inci
G21 Pemrograman dalam mm
Kembali ke rumah G28 posisi
2 titik acuan G30 kembali
Skip G31 fungsi (digunakan untuk probe dan alat sistem pengukuran panjang)
G33 Constant pitch threading
Variabel G34 pitch threading
Tool G40 kompensasi dari jari-jari
Perangkat radius G41 kompensasi kiri
Perangkat G42 kompensasi radius kanan
Tool G43 tinggi kompensasi offset negatif
Tool G44 tinggi kompensasi offset positif
Axis G45 offset kenaikan tunggal
Axis offset G46 satu penurunan
Axis G47 offset kenaikan ganda
Axis offset G48 menurun ganda
Tool offset G49 kompensasi membatalkan
G50 Tentukan kecepatan spindle maksimum
Machine G53 sistem koordinat
Kerja G54 ke G59 sistem koordinat
G54.1 P1 untuk bekerja P48 Extended sistem koordinat
Pengeboran G73 berkecepatan tinggi siklus kalengan
G74 Waktu tangan menekan siklus kalengan
Baik G76 siklus kalengan membosankan
Batal G80 siklus kalengan
Simple G81 siklus pengeboran
Bor G82 siklus dengan diam
Peck G83 siklus pengeboran
Tapping G84 siklus
Kanan G84.2 langsung menekan siklus kalengan
Absolute G90 pemrograman (tipe B dan C sistem)
Incremental G91 pemrograman (tipe B dan C sistem)
G92 Pemrograman titik nol mutlak
G94/G95 Inch per menit / Inch per revolusi feed (tipe A sistem) Catatan: Beberapa CNCs menggunakan sistem satuan SI
Konstan G96 kecepatan permukaan
Spindle G97 kecepatan Konstan
Kembali ke awal G98/G99 Z pesawat / R pesawat di siklus kalengan

Sebuah versi standar G-kode yang dikenal sebagai BCL digunakan, tetapi hanya sedikit mesin.

G-file kode dapat dihasilkan oleh perangkat lunak CAM. Aplikasi tersebut biasanya menggunakan penerjemah disebut post-prosesor untuk kode output dioptimalkan untuk jenis mesin tertentu atau keluarga. Post-prosesor sering pengguna dapat diedit untuk memungkinkan penyesuaian lebih lanjut, jika perlu. G-kode ini juga output dengan sistem CAD khusus digunakan untuk mendesain PCB. Perangkat lunak tersebut harus disesuaikan untuk tiap jenis alat mesin yang akan digunakan untuk program ini. Beberapa G-kode yang ditulis oleh tangan untuk produksi volume pekerjaan. Dalam lingkungan ini, yang melekat inefisiensi dari CAM-G-kode yang dihasilkan tidak dapat diterima.

Beberapa mesin CNC menggunakan "percakapan" pemrograman, yang merupakan penyihir-seperti modus pemrograman yang baik menyembunyikan G-kode atau sepenuhnya bypasses penggunaan G-kode. Beberapa contoh populer Southwestern Industries 'ProtoTRAK, Mazak's Mazatrol, Hurco's Ultimax dan Mori Seiki's CAPS percakapan perangkat lunak.
[sunting] Contoh Program

Ini adalah program generik menunjukkan penggunaan G-Code untuk mengubah 1 "diameter x 1" panjang bagian. Asumsikan bahwa batang bahan dalam mesin dan bahwa batang besar sedikit panjang dan diameter dan bahwa batang menonjol oleh lebih dari 1 "dari muka chuck. (Perhatian: ini adalah generik, mungkin tidak bekerja pada mesin nyata! Berikan perhatian khusus pada butir 5 di bawah ini.)
Tool Path program
Jalur Contoh Kode Keterangan
Hidupkan N01 M216 beban monitor
N02 G00 X20 Z20 cepat menjauh dari bagian, untuk memastikan posisi awal dari alat
N03 G50 S2000 Tetapkan kecepatan spindle maksimum
N04 M01 Opsional berhenti
N05 T0303 M6 Pilih alat # 3 dari korsel, gunakan alat nilai offset yang terletak di baris 3 dari meja program, indeks menara untuk memilih alat baru
N06 G96 S854 M42 M03 M08 Variabel kecepatan pemotongan, 854 ft / min, High spindle gear, spindle Mulai CW rotasi, Belok kabut coolant on
N07 G00 X1.1 Z1.1 Rapid feed ke titik 0,1 "dari ujung bar dan 0,05" dari sisi
N08 G01 Z1.0 F.05 Feed di horizontal hingga alat ini berdiri 1 "dari datum
N09 X0.0 Feed bawah hingga alat ini di pusat - Face akhir bar
N10 G00 feed Z1.1 Rapid 0,1 "jauh dari ujung bar
N11 Rapid feed X1.0 hingga alat ini berdiri di OD selesai
N12 G01 Z0.0 F.05 Feed di horizontal bar untuk memotong 1 "diameter sepanjang jalan ke datum
N13 M05 M09 Berhenti gelendong, Matikan coolant
N14 G28 G91 X0 Utama sumbu X dalam mesin sistem koordinat, maka rumah sepanjang sumbu lain
N15 M215 Turn off monitor beban
Program N16 M30 berhenti, palet berubah jika berlaku, mundur ke awal program

Beberapa poin yang perlu diperhatikan:

1. Ada ruang untuk beberapa gaya pemrograman, bahkan dalam program pendek ini. Pengelompokan baris kode pada N06 bisa saja memasang beberapa baris. Melakukan hal itu mungkin telah membuat lebih mudah untuk mengikuti pelaksanaan program.
2. Banyak kode yang "Modal" yang berarti bahwa mereka tetap berlaku sampai mereka dibatalkan atau diganti dengan kode yang kontradiktif. Sebagai contoh, setelah memotong kecepatan variabel telah dipilih (G96), itu tetap berlaku sampai akhir program. Dalam operasi, kecepatan gelendong akan meningkat sebagai alat mendekati pusat pekerjaan untuk menjaga konstan kecepatan pemotongan. Demikian pula, begitu cepat feed dipilih (G00) semua gerakan-gerakan alat akan cepat sampai tingkat feed kode (G01, G02, G03) terpilih.
3. Merupakan penerapan umum untuk menggunakan suatu beban monitor dengan mesin CNC. Monitor beban akan menghentikan mesin jika gelendong atau makan banyak melebihi nilai yang telah ditetapkan yang ditetapkan pada set-up operasi. Tugas monitor beban mesin adalah untuk mencegah kerusakan pada alat terjadi kerusakan atau kesalahan pemrograman. Kecil atau hobi mesin, dapat memperingatkan alat yang menjadi membosankan dan perlu diganti atau dipertajam.
4. Merupakan penerapan umum untuk membawa alat cepat untuk yang "aman" titik yang dekat dengan bagian - dalam hal ini 0,1 "pergi - dan kemudian mulai makan perangkat. Seberapa dekat yang" aman "distance is, tergantung pada keahlian para programmer dan maksimum kondisi bahan baku untuk saham.
5. Jika program yang salah, ada kemungkinan tinggi bahwa mesin akan crash, atau ram alat ke bagian bawah kekuasaan tinggi. Ini dapat mahal, terutama di pusat-pusat mesin baru. Adalah mungkin untuk menyelingi program dengan opsional berhenti (kode M01) yang memungkinkan program untuk dijalankan sedikit demi sedikit untuk tujuan pengujian. Opsional berhenti tetap dalam program tetapi mereka melewatkan selama berjalan normal dari mesin. Untungnya, kebanyakan CAD / CAM software CNC kapal dengan simulator yang akan menampilkan gerakan dari alat sebagai program dijalankan. Banyak mesin CNC modern juga memungkinkan programmer untuk mengeksekusi program dalam mode simulasi dan mengamati parameter operasi mesin pada suatu titik eksekusi. Hal ini memungkinkan pemrogram untuk menemukan kesalahan semantik (sebagai lawan dari kesalahan sintaks) sebelum kalah materi atau alat untuk program yang salah. Tergantung pada ukuran bagian, lilin blok dapat digunakan untuk tujuan pengujian juga.
6. Untuk tujuan pedagogis, nomor baris sudah disertakan dalam program di atas. Mereka biasanya tidak diperlukan untuk pengoperasian mesin, sehingga mereka jarang digunakan dalam industri. Namun, jika bercabang atau pernyataan perulangan digunakan dalam kode, maka nomor baris mungkin dimasukkan sebagai target dari pernyataan-pernyataan (misalnya GOTO N99).